Label

Jumat, 04 Juni 2010

Manusia dan Pandangan Hidup

Pengertian Pandangan Hidup
Pandangan Hidup adalah konsep atau cara pandang manusia yang bersifat mendasar tentang diri dan dunianya yang menjadi panduan untuk meraih kehidupan yang bermakna. Cara pandang tersebut berfungsi sebagai ssarana untuk merespon dan menerangkan permasalahan eksistensial kehidupan seperti Tuhan, manusia dan dunia (alam Semesta). Setiap manusia pasti memiliki pandangan hidup. Pandangan hidup tersebut mempunyai sifat kodrati. Dengan pandangan hidup yang di miliki oleh seseorang, maka kita dapat menentukan masa depan yang lebih cerah sesuai dengan bagaimana kita memandangnya.
Pandangan hidup banyak sekali macam dan aragamnya, akan tetapi pandangan hidup dapat diklasifikasikan berdasarkan asalnya:
1. Pandangan hidup yang berasal dari agama adalah pandangan hidup yang mutla kebenaranya.
2. Pandangan hidup berupa ideology yang disesuaikan dengan kebudayaan dan norma yang terdapat pada Negara tersebut.
3. Pandangan hidup hasil renungan adalah pandangan hidpu yang relatif kebenarannya.

Apabila pandangan hidup itu diterima oleh sekelompok orang sebagai pendukung suatu organisasi, maka pandangan hidup itu disebut ideologi. Jika organisasi itu organisasi politik, maka ideologinya adala ideology politik. Jika organisasi Negara, maka disebut ideology Negara.

Cita-Cita
Cita-cita adalah suatu impian dan harapan seseorang akan masa depannya, bagi sebagian orang cita-cita itu adalah tujuan hidup dan bagi sebagian yang lain cita-cita itu hanyalah mimpi belaka. Bagi orang yang menganggapnya sebagai tujuan hidupnya maka cita-cita adalah sebuah impian yang dapat membakar semangat untuk terus melangkah maju dengan langkah yang jelas dan mantap dalam kehidupan ini sehingga ia menjadi sebuah akselerator pengembangan diri namun bagi yang menganggap cita-cita sebagai mimpi maka ia adalah sebuah impian belaka tanpa api yang dapat membakar motivasi untuk melangkah maju. Manusia tanpa cita-cita ibarat air yang mengalir dari pegunungan menuju dataran rendah, mengikuti kemana saja alur sungai membawanya. Manusia tanpa cita-cita bagaikan seseorang yang sedang tersesat yang berjalan tanpa tujuan yang jelas sehingga ia bahkan dapat lebih jauh tersesat lagi. Cita-cita adalah sebuah rancangan bangunan kehidupan seseorang, bangunan yang tersusun dari batu bata keterampilan, semen ilmu dan pasir potensi diri. Apabila cita-cita itu belum terpenuhi atau tidak mungkin terpenuhi maka cita-cita itu disebut dengan angan-angan.
Ada beberapa factor yang mempengaruhi cita-cita :
1. Factor Manusia.
Manusia yang mau mencapai cita-citanya akan ditentukan oleh kualitas manusia itu sendiri. Ada orang yang tidak berkemauan, sehingga apa yang dicita-citakanhanya merupakan khayalan saja. Hal demikian banyak anak-anak muda yang memang senang berkhayal, tetapi sulit untuk mencapai cita-citanya. Sebaliknya jika kita mau berkerja keras, maka cita-cita yang kita impikan akan tercapai.

2. Factor kondisi
Kondisi juga mempengaruhi tercapainya cita-cita, pada umumnya dapat disebut yang menguntungkan dan yang menghambat. Factor yang menguntungkan merupakan kondisi yang memperlancar tercapainya cita-cita, sedangkan factor yang menghambat merupakan kondisi yang merintangi tercapainya cita-cita.

3. Factor tingginya cita-cita
Tingginya cita-cita yang kita inginkan juga merupakan factor yang mempengaruhi tercapainya cita-cita. Ada anjuran agar seseorang untuk menggantungkan cita-citanya setinggi langit. Tapi bagaimana dengan factor manusianya, mampukah yang bersangkutan untuk menggapainya ?. jika mampu maka yang bersangkuta akan mendapatkan cita-cita yang diinginkag, tetapi jika tidak mampu maka itu hanya akan menjadi angan-angan.

Kebajikan
kebajikan ialah sesuatu yang membawa kebaikan dan perbuatan yang baik. Setiap individu Muslim berkewajipan untuk berusaha dan berlumba-lumba melakukan kebajikan dan amalan soleh. Untuk melihat apa itu kebajikan, kita harus melihat dari tiga segi, yaitu manusia sebagai makhluk pribadi, manusia sebagai anggota masyarakat, dan manusia sebagai makhluk Tuhan.
1. Manusia sebagai makhluk pribadi, manusia dapat menentukan sendiri apa yang baik dan apa yang buruk. Baik buruk manusia dapat dilihat dari suara hatinya. Suara hati adalah semacam bisikan di dalam hati yang mendesak seseorang untuk menimbang dan menentukan baik burunya suatu perbuatan.

2. Manusia sebagai anggota masyarakat, sebagai anggota masyarakat, manusia juga terikat dengan suara masyarakat. Setiap masyarakat adalah kumpulan pribadi-pribadi sehingga setiap suara masyarakat pada hakekatnya adalah kumpulan suara hati pribadi-pribadi dalam masyarakat itu.sebagaimana suara hati pasti selalu menginginkan yang baik.

3. Manusia sebagai makhluk Tuhan, manusia pun harus mendengarkan suara hati Tuhan. Suara Tuhan selalu membisikkan supaya manusia selalu berbuat yang baik-baik dan mengelakanperbuatan yang tidak baik.
Jadi kebajikan itu adalah perbuatan yang menyuarakan suara hati kita, suara hati masyarakat dan Hukum Tuhan. Kebajikan berarti berkata sopan,santun, berbahasa yang baik, bertingkah laku baik dan ramah tamah terhadap siapapun.

Etika
Etika berasal dari bahasa Yunani, ethos (tunggal) atau ta etha (jamak) yang berarti watak, kebiasaan dan adat istiadat. Pengertian ini berkaitan dengan kebiasaan hidup yang baik, baik pada diri seseorang maupun suatu masyarakat yang diwariskan dari satu generasi ke generasi yang lain. Pengertian etika yang pertama, indentik denganpengertian moralitas.
Moralitas berasal dari bahasa latin, mos (tunggal) atau mores (jamak) yang berarti adat istiadat atau kebiasaan.
Jadi etika dan moralitas mempunyai arti yang sama sebagai sistem nilai tentang bagaimana manusia harus hidup baik yang kemudian terwujud dalam pola perilaku yang konstan dan terulang dalam kurun waktu sehingga menjadi sebuah kebiasaan.
Teori – Teori Etika
1. Etika Deontologi, berasal dari kata Yunani deon yang berarti kewajiban. Etika deontologi menekankan kewajiban manusia untuk bertindak secara baik. Menurut teori ini tindakan dikatakan baik bukan karena tindakan itu mendatangkan akibat baik, melainkan berdasarkan tindakan sendiri sebagai baik pada dirinya sendiri.
2. Etika Teleologi, berasal dari kata Yunani telos yang berarti tujuan, sasaran, akibat dan hasil. Menurut teori ini, suatu tindakan dikatakan baik jika tujuannya baik dan membawa akibat yang baik dan berguna.
 Dari sudup pandang “apa tujuannya”, etika teleologi dibedakan menjadi dua yaitu:
a. Teleologi Hedonisme (hedone= kenikmatan) yaitu tindakan yant bertujuan untukmencari kenikmatan dan kesenangan.
b. Teleologi Eudamonisme (eudamonia=kebahagiaan) yaitu tindakan yang bertujuan mencari kebahagiaan hakiki.
 Dari sudut pandang “untuk siapa tujuannya”, etika teleologi dibedakan menjadi dua yaitu:
a. Egoisme Etis, yaitu tindakan yang pada dasarnya bertujuan untuk mengejar kepentingan pribadi dan memajukan dirinnya sendiri.
b. Utilitarianisme, yaitu tindakan yang berguna dan membawa manfaat bagi semua pihak.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar